Minggu, 27 Mei 2012

NOMER PENDAFTARAN SNMPTN SMA GEYER

                NOMER PENDAFTARAN SNMPTN
Cah..., iki nomer pendaftaranmu SNMPTN yen kowe dho lali. 
bukaken http://undangan.snmptn.ac.id/ lebokno nomermu iki karo tanggal lairmu dhewe-dhewe. muga2 masuk. selamat kanggo sing ketampa, sing drg ketampa ya aja gela rejekine dhewe-dhewe wong pancen uangel tenan. Hla iki nomermu:

NAMA                                                      NOMER
Arsitha Dwikawati                                      4120219761
Dewi Setianingrum                                      4120219669
Dina Permata S                                          4120220038
Dyah Ayu P                                                4120219562
Fatah Mubarok                                          4120219155
Novi Kristiani                                             4120218772
Putri Hidayati                                              4120219949
Putri Nur S                                                 4120219016
Septina Rahayuningsih                                 4120219427
Umi Nurhayati                                             4120219836
Anisa Rizqi Nurahmandani                           4120221509
Linggar Diani Fitria Sari                               4120221157
Menur Putih                                                4120221625
Nuraeni Mayrista                                        4120220657
Ratih Prehatiningtyas                                   4120221685
Ahmad Nur F                                             4120242157
Alfiana                                                        4120242101
Anita Retnasari                                            4120242384
Berti Indah S                                               4120242330
Choiruddin Abdul Aziz                                 4120242283
Darsih                                                          4120242227
Darsono                                                      4120241961

Nb. ojo lali ninggali komentar.

Rabu, 23 Mei 2012

JAGUNG TERSERANG PUTIH

Penyakit Pada Tanaman Jagung a) Penyakit bulai (Downy mildew)

Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P. spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu, daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.

b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)

Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningkuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3) kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.

c) Penyakit karat (Rust)

Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4) kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.

d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)

Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.

e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji

Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung
by : Azis Rifianto*

Penyakit bulai pada jagung merupakan penyakit utama yang paling berbahaya karena sebarannya yang sangat luas meliputi beberapa negara penghasil jagung di dunia seperti Filipina, Thailand, India, Indonesia, Afrika, dan Amerika (Shurtleff, 1980) dan hampir di semua propinsi di Indonesia (Semangun, 1973; 1993), dan kehilangan hasil yang ditimbulkannya dapat mencapai 100% pada varietas jagung yang rentan(Sudjono, 1988). Hal ini seperti yang di alami petani di kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dimana lebih dari 220 hektar lahan jagung mereka terserang bulai, sehingga kerugian yang diderita petani akibat penyakit ini mencapai 500 juta lebih (Suara Merdeka, 2 juli 2010). Bulai merupakan penyakit yang bersifat parasit obligat, dimana cendawan ini hanya mampu tumbuh dan berkembang pada jaringan hidup dan hanya pada tanaman inang (jagung).

Penyebab
Shurtleff (1980), Wakman dan Djatmiko (2002), serta Rathore dan Siradhana (1988) melaporkan bahwa penyakit bulai pada jagung dapat disebabkan oleh 10 spesies dari tiga generasi yaitu:

1. Peronosclerospora maydis (Java downy mildew)
2. P. philippinensis (Philippine downy mildew)
3. P. sorghi (Sorghum downy mildew)4. P. sacchari (Sugarcane downy mildew)
5. P. spontanea (Spontanea downy mildew)
6. P. miscanthi (Miscanthi downy mildew).
7. P. heteropogoni (Rajasthan downy mildew)
8. Sclerophthora macrospora (Crazy top)9. S. rayssiae var. zeae (Brown stripe)
10. Sclerospora graminicola (Graminicola downy mildew)
Penyakit bulai di Inonesia di sebabkan oleh 3 spesies cendawan dari genus Peronosclerospora yaitu P. maydis, P. philippinensis, P. sorghi.

Gejala

Gejala daun yang terinfeksi berwarna khlorotik, biasanya memanjang sejajar tulang daun, dengan batas yang jelas, dan bagian daun yang masih sehat berwarna hijau normal. Warna putih seperti tepung pada permukaan bawah maupun atas bagian daun yang berwarna khlorotik, tampak dengan jelas pada pagi hari. Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun terinfeksi. Daun yang khlorotik sistemik menjadi sempit dan kaku. Tanaman menjadi terhambat pertumbuhannya dan pembentukan tongkol terganggu sampai tidak bertongkol sama sekali. Tanaman yang terinfeksi sistemik sejak muda di bawah umur 1 bulan biasanya mati. Gejala lainnya adalah terbentuk anakan yang berlebihan dan daun-daun menggulung dan terpuntir, bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan dan daun sobek-sobek. Tanaman jagung mengalami periode kritis antara umur 1 minggu hingga 5 minggu, apabila selama periode kritis tersebut tanaman tidak menimbulkan gejala serangan maka tanaman jagung akan tumbuh normal dan bisa menghasilkan tongkol.

Siklus Hidup

Jamur dapat bertahan hidup sebagai miselium dalam biji, namun tidak begitu penting sebagai sumber inokulum. Infeksi dari konidia yang tumbuh di permukaan daun akan masuk jaringan tanaman melalui stomata tanaman muda dan lesio lokal berkembang ke titik tumbuh yang menyebabkan infeksi sistemik. Konidiofor dan konidia terbentuk keluar dari stomata daun pada malam hari yang lembab. Apabila bijinya yang terinfeksi, maka daun kotiledon selalu terinfeksi, tetapi jika inokulum berasal dari spora, daun kotiledon tetap sehat.

Epidemiologi
Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, gelap, dan suhu tertentu, P. maydis di bawah suhu 24oC, P. philippinensis 21-26oC, P. sorghi 24-26oC, P. sacchari 20-25oC, S. rayssiae 20-22oC, S. graminicola 17-34oC, dan S. macrospora 24-28oC.

Tanaman Inang
Beberapa jenis serealia yang dilaporkan sebagai inang lain dari patogen penyebab bulai jagung adalah Avena sativa (oat), Digitaria spp. (jampang merah), Euchlaena spp. (jagung liar), Heteropogon contartus, Panicum spp.(millet, jewawut), Setaria spp.(pokem/seperti gandum), Saccharum spp.(tebu), Sorghum spp., Pennisetum spp.(rumput gajah), dan Zea mays (jagung).

Pengendalian

Oleh karena itu dalam pengembangan jagung di Indonesia, kewaspadaan terhadap penyakit bulai perlu mendapat perhatian serius dengan berpegang pada 5 komponen pengendalian yaitu : 1) Periode bebas tanaman jagung, 2). Tanam serempak, 3). Eradikasi tanaman terserang bulai, 4). Varietas tahan bulai, 5). Fungisida berbahan aktif metalaksil (Bisa menggunakan Demorf berbahan aktif Dimethomorp).
Komponen pengendalian penyakit bulai yang umum dilakukan selama ini adalah perlakuan benih dengan fungisida saromil atau ridomil yang berbahan aktif metalaksil, karena praktis dan mudah dilakukan, bahkan petani tidak perlu melakukan tindakan apapun, hanya menanam benih jagung yang sudah diberi perlakuan fungisida. Selain pengendalian dengan fungisida, varietas tahan bulai sebenarnya sudah lama diteliti, namun tidak banyak yang memanfaatkannya karena adanya fungisida barbahan aktif metalaksil yang selama ini efektif mengendalikan penyakit bulai melalui perlakukan biji.

Dalam penerapan varietas tahan bulai untuk pengendalian penyakit bulai, pemerintah Indonesia telah membuat aturan, dalam pelepasan varietas jagung harus memiliki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai. Hal ini amat penting karena sekalipun telah dilepas, apabila tidak tahan bulai tidak akan tersebar luas karena bisa gagal panen akibat penyakit bulai yang telah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia, dan juga baru-baru ini diketahui telah terjadinya resistensi P. maydis terhadap fungisida metalaksil di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat (Wakman, 2008).
Terjadinya outbreak atau wabah penyakit bulai di beberapa daerah penghasil jagung seperti di Bengkayang (Kalbar), di Kediri dan Jombang (Jawa Timur), dan Medan (Sumatera Utara) yang sekalipun diberi perlakuan dengan fungisida berbahan aktif metalaksil, merupakan indikasi telah terjadinya perubahan ketahanan yang meningkat dari Peronosclerospora penyebab penyakit bulai. Adanya resistensi P. maydis terhadap metalaksil yang telah terbukti terjadi di Kalbar, merupakan ancaman bagi pengembangan jagung di Indonesia, hal ini disebabkan fungisida metalaksil tidak efektif lagi digunakan dalam pengendalian penyakit bulai. Oleh karenanya komponen pengendalian bulai lainnya perlu digalakkan.

Pengembangan varietas tahan bulai merupakan langkah yang perlu dilakukan untuk pengembangan tanaman jagung di Indonesia. Ketahanan terhadap penyakit bulai
dipengaruhi oleh banyak gen (polyge
nic) dan bersifat aditif. Dengan varietas jagung tahan bulai petani akan lebih untung karena resiko gagal panen kecil dan biaya perawatan lebih murah karena penggunaan fungisida lebih sedikit.

Varietas Rentan Varietas Tahan



* Staff R&D PT BISI International, Tbk

Selasa, 22 Mei 2012

MATI URIP KARO KOWE

Kene kene kene lungguh kene (Sini sini, sini duduk sini)
Omong-omong dikepenakke (Omong-omong santai)

E e … e e … oke oke wae (E e … e e … oke oke saja)
Pancen perlu kanggone aku kowe (Memang aku ada untuk dirimu)

Mumpung lego aku arep takon mas (Mumpung ada waktu, aku mau tanya, mas)
Yen toh pancen kowe tresno aku (Kalau memang kamu cinta aku)

Ben kowe soyo leh percoyo (Biar kamu makin percaya)
Tak wangsuli cobo takonono (Aku akan menjawab, silakan tanya)

Yen leh mangan lawuhku lawuh tempe (Kalau aku makan dengan lauk tempe)
Wis mesthine aku yo lawuh tempe (Sudah semestinya aku juga lauk tempe)

Yen ben isuk ben sehat aku dhedhe (Kalau setiap pagi biar sehat aku berjemur)
Kwajibanku aku ngancani dhedhe (Kewajibanku untuk menemani berjemur)

Yen dong bokek sithik wae ora ono dhuwit (Kalau lagi bokek tak punya uang sama sekali)
Cepet-cepet nonggo tak utangke (Cepat-cepat ke tetangga aku carikan hutang)

Kepenak ra kepenak darling (Enak tidak enak, darling)
Mati urip barengan selawase (Hidup mati bersama selamanya)

Dialog :
  • Mas, piye to kok diutangke (Mas, bagaimana sih kok dicarikan hutang)
  • Lha wong aku durung nyambut gawe lho dik (Habis aku belum kerja lho, dik)

Yen dong bareng lungan karo aku (Kalau sedang bepergian denganku)
Ruh wong ayu kowe njur kepiye (Melihat wanita cantik apa reaksimu)

Ra orane aku kepincut dek’e (Tidak mungkin aku terpikat padanya)
Paling-paling mung nglirik sithik wae (Paling banter cuma melirik sedikit saja)

Sirah mumet mergo masuk angin (Kepala pusing karena masuk angin)
Opo kowe saguh ngeroki (Apa kamu mau mengeroki)

Dialog :
  • Yo sanggup to … (Ya sanggup dong)

Tak gosok tak pijeti terus (Aku gosok, aku pijat-pijat terus)
Lha pokoke nganti kowe mari (Yang penting kamu sembuh)

Yen njur mlaku ora njarag kesandhung watu (Kalau lagi jalan aku tersandung batu)
Tak tambani watune tak gebugi (Kuobati, batunya aku gebuki)

Yen no ndalan ono pria nggodha aku (Kalau di jalan ada laki-laki menggodaku)
Yen wonge cilik tak tantang tak penthelengi (Kalau orangnya kecil kutantang, kupelototi)

Yen kliyengan dumadakan njur semaput (Kalau tiba-tiba aku limbung lalu pingsan)
Yo mesthine aku melu … (Ya semestinya aku ikut …)

Dialog :
  • Lho lha kowe lek semaput nang dalan yo tak tinggal (Lho kalau kamu pingsan di jalan ya kutinggal)
  • Mas, kok ditinggal to? Ra tresno (Mas, kok ditinggal sih? Nggak cinta)
  • Yo tresno. Ning semaputmu ojo nang dalan. Ngisin-isini (Ya cinta, tapi kalau pingsan jangan di jalan. Memalukan)
  • Yo wis tak semaput ning omah (Ya sudah aku pingsan di rumah)
  • Lha ngono dadi iso semaput bareng (Nah begitu, jadi bisa pingsan bersama-sama)

Opo tenan mati urip karo aku (Apa betul mati hidup bersamaku)
Wani sumpah seksine langit bumi (Berani sumpah disaksikan langit bumi)
Sing pungkasan rungokno tak takoni (Yang terakhir, dengarkan, aku mau tanya)
Bukti tresno aku kudu nglegani (Bukti cinta, aku harus membuatmu senang)
Yen wis nasib awakku ndhisiki mati (Kalau sudah nasib aku mendahului mati)
Opo kowe yo saguh ngancani (Apa kamu mau menemani)
Pitakon ojo aneh-aneh (Kalau tanya jangan aneh-aneh)
Marakke bingung piye leh ku mangsuli (Aku jadi bingung bagaimana menjawabnya)

Dialog :
  • Mas
  • Opo (apa)
  • Iki lho (Ini lho)
  • Halah pengen kuwi mesthi (Halah, kepengen itu pasti)
  • Ora (Nggak)
  • Lha ngopo (Lha kenapa)
  • Awakku (Badanku)
  • Diapakke maneh, lha wong wis lemu koyo ngono lho (Mau diapakan lagi, sudah gemuk begitu)

Dialog :
  • Mas
  • Piye dik (Bagaimana dik)
  • Takon yo (Tanya ya)
  • Yo, tak wangsuli (Ya, aku jawab)
  • Yen umpamane aku kembang (Seandainya aku bunga)
  • Yo aku dadi tawone to (Ya aku jadi lebahnya dong)
  • Lha terus piye (Lha memangnya kenapa)
  • Lha perlune kan aku iso ngentup terus (Biar aku bisa menyengat terus)
  • He he … ojo guyon to ah (He he … jangan bercanda dong)
  • Isin aku dirungkokke wong okeh lho (Malu aku didengarkan orang banyak lho) (mp2)

MUSYAWARAH


Kuncara:   “Sumangga kanca-kanca manawi wonten pamanggih utawi usulan supados kreteg ingkang ambrol menika saget dipun liwati malih.”
Heru       :  (ngacung)
Kuncara:   “Mangga mas Heru.”
Heru       :  “Matur nuwun, kula nggadhahi pamanggih bilih kita kedah ndamel kreteg dharurat wonten sisihipun, saengga para warga saget miyos. Lajeng...”
Arga       :  “Wah kesuwen! Langsung dibangun wae!”
Kuncara:   “Sekedhap Mas Arga,...”
Paijo       : “O.. Arga i, nyela-nyela!”
Arga       : “Hla piye Jo, kesuwen to? 2x kerja kuwi! Iyo to?”
Kuncara:   “...kersanipun usulanipun Mas Heru rampung riyen. Mangke gentosan, lajeng dipun rembag sesarengan. Mangga mas Kuncara dilajengke.”

SEPUR ARGO LAWU

Cak Dikin:
Sepur-sepur argo lawu mlakune neng yogjokarto
ancur-ancuring atiku bacut edan kowe ra tresno
Wiwit:
kreta-kreta dwipangga berhenti mampir di jogja
bukannya aku tak cinta
karna dimarah oleh bapak saya
Cak Dikin:
kreta api argo wilis
aku opo kurang manis
sepure argo muria
kurang bagus opo kurang gagah
Wiwit:
kreta api argo anggrek
tampan manis tidak jelek
sepure argo bromo
pilihane bapak wong sing sugih bondo
Cak Dikin:
sepur sepure sri tanjung
larane pacaran wurung
wes tak pikir wes tak petung
pethuk bapakmu sesuk tak penthung
                                                (Cak Dikin)

Minggu, 13 Mei 2012

TIPS NYONTEK


Tips dan trik berikut ini sebaiknya anda perhatikan :
  1. Waktu, jangan coba-coba mencontek di awal ketika ujian baru saja dimulai. Pengawas sebaik apapun akan bereaksi dan anda akan langsung ketahuan. Bisa-bisa anda langsung dikeluarkan dari ruang ujian sebelum sempat mengisi lembar jawaban.
  2. Jangan memandangi pengawas terus menerus, ketika pengawas tahu anda memandangi terus menerus, pengawas ujian akan langsung tahu bahwa anda sedang berusaha mencari celah waktu untuk mencontek.
  3. Posisi menentukan prestasi? Belum tentu, jangan mengira posisi duduk paling pojok belakang selalu aman untuk mencontek, jangan lupa pepatah “tempat paling berbahaya adalah tempat yang paling aman“.
  4. Perhatikan mood pengawas, ketika mendapat pengawas ujian yang terasa galak dan di kepalanya tumbuh dua tanduk merah, segera urungkan niat anda untuk mencontek.
  5. Jangan menutup mulut dengan tangan ketika mencoba berbisik dengan teman di sebelah anda, percuma, percayalah, pengawas akan tetap mengetahuinya.
  6. Jangan mencoba menutup wajah dengan lembar jawaban lalu mencoba menoleh ke belakang untuk mencontek, tahukah anda itu mirip dengan kadal di sawah yang menyembunyikan kepala ke dalam lumpur sementar badan dan ekornya tetap kelihatan.
  7. Bagi anda yang perempuan dan memakai rok, jangan coba-coba untuk menggoda pengawas pria dengan mempertontonkan adegan “panas“. Pengawas mungkin akan “panas“, tetapi ketika anda ketahuan mencontek, tidak akan ada ampun untuk anda.
  8. Usahakan tetap bersikap wajar dan jangan berakting seperti anda sedang berpikir keras dan menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal serta komat-kamit nggak jelas, pengawas akan tahu itu tandanya anda sedang kehabisan akal dan hanya pura-pura.
  9. Ketika anda ketahuan mencontek dan pengawas hanya menatap anda, sadarlah bahwa itu sebuah ampunan dan anda telah mendapat kartu kuning pertama.
  10. Tips terakhir, usahakan jangan mencontek kecuali terpaksa.

TUGAS WORKSHOP KAB GROBOGAN


KABUPATEN GROBOGAN
Menyimak (Mujimin)
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
JENIS MENYIMAK
SISIPAN

-          Mendengarkan cerita rakyat yang disampaikan secara langsung / rekaman
- mampu menyebutkan tokoh(paraga) dari cerita
- mampu menyebutkan watak dari tokoh
- mampu membedakan penggunaan unggah-ungguh basa (undha usuk basa)
- dictoglos


-parama sastra(b.krama)
-kagunan basa (unen-unen)

A.      DICTOGLOS
Samin Suro sentiko menika saking trah keturunan Surokarto. SS lahir ing Dhusun Plasa Kediren Randhublatung. Asma timuripun inggih menika Raden Kohar. Salajengipun SS dipung anggep tokoh ingkang waskitha amargi kagungan kaluwihan. Amargi kaluwihan menika, lajeng ngawontenaken piwulang Kejawen. Anangig, sejatosipun namung kangge nutupi ajaran islam ing wekdal semanten ajaran islam menika mboten dipun remeni Kolonial belanda. Antawis ajaranipun saminnandur lombok mboten tela, nandur jagung mboten panen pari, tegesipun tiyang menika ngundhuh wohing pakarti piyambak-piyambak. Kaping kalihipun kangge cara mbegal kolonial belanda kanthi cara alus, tuladhanipun mboten purun gotong royong, rondha, mbayar pajek lan sanes-sanesipun. Samin anggenipun ngawontenaken perjuangan wonten ing Dhusun Klapa dhuwur blora.
Lan sapiturute

no
Paraga
Wilangan
1


2


3


4


5


6




Membaca (L Yuyun )
NO
KD
INDIKATOR
MODEL PEMBELAJARAN
SINTAKMATIK
1
Membaca indah Geguritan
- Membaca geguritan  berdasarkan pelafalan yang tepat.
-Membaca geguritan berdasarkan intonasi yang tepat.
-Membaca geguritan dengan ekspresi yang tepat
Permodelan
-Satu siswa sebagai model, mendemonstrasikan geguritan  yang dipilih (nggurit)
-Siswa yang lain menyimak mencermati pembacaan geguritan.
-Siswa mengomentari cara membaca geguritan (pelafalan, intonasi, dan ekspresi).
-Siswa dan guru berdiskusi cara membaca geguritan (pelafalan, intonasi, dan ekspresi) yang tepat.
-Siswa membaca geguritan  berdasarkan pelafalan yang tepat.
-Siswa membaca geguritan berdasarkan intonasi yang tepat.
-Siswa membaca geguritan dengan ekspresi yang tepat.
-Guru melakukan evaluasi.


Menulis (Agus Yuwono, M.Pd)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (4)

1.      Identitas
Mata Pelajaran     : Bahasa Jawa
Kelas/Semester     : X/GASAL

2.      Standar Kompetensi
Mampu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, dan perasaan dalam berbagai jenis karangan nonsastra maupun sastra menggunakan berbagai ragam bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh dan menulis dengan huruf Jawa.

3.      Kompetensi Dasar
Menulis geguritan.

4.      Karakter Bangsa
-          Percaya diri
-          Menghargai orang lain
-          Tanggung jawab

5.      Indikator
·      Menentukan tema geguritan.
·      Menuliskan perasaan dalam bentuk larik-larik kalimat.
·      Menentukan diksi.
·      Menulis geguritan sesuai dengan watak/  karakter.

6.      Tujuan Pembelajaran
1.      Menentukan tema geguritan.
2.      Menentukan diksi, kata-kata yang indah.
3.      Menuliskan ungkapan-ungkapan yang indah.

7.      Metode/Pendekatan
diskusi, praktik

8.      Sumber/Bahan/Alat
Antologi Geguritan,
Geguritan ing Kalawarti
Alat, Bahan
      Tuladha teks  geguritan
     
9.      Alokasi Waktu
2 x 45’

10.  Materi Pembelajaran
Geguritan
Tuladha Geguritan
AWAN IKI
Awan iki ora kaya adat saben
Awan iki beda saka biasane
Awan iki dudu awan sing uwis-uwis
Awan iki awan sing ora tak karepke
Awan iki dudu pepinginanku
Awan iki
Awan iki
Awan iki
                Oh.....


KEBACUT
Seneng dadi selawase
Jalaran ati wis kebacut
Kepincut marang karep
Kasep dadi angen-angen
Wis kedlarung karem sepisan-pisan ora
Mrasuk nyawiji karo nyawa
Ora kena selak kamangka
Pinesthi ora mesthi dimangerteni
Sapadha-padha titah sawantah
Urip kari nglakoni ora ana kang jalari
Amarga kabeh wis dadi
Kebacut mesthi nglakoni
Endhanana nanging mesthi

11.  Skenario Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Kegiatan Pembuka
Apersepsi
·         Siswa mendengarkan pembacaan teks geguritan.
·         Siswa mencermati kata-kata yang indah.
·         Siswa mencermati ungkapan-ungkapan yang indah.
Motivasi
·         Siswa membuat geguritan seindah contoh.
10 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
·      Siswa menyepakati satu tema geguritan.
·      Siswa menuliskan perasaan/ gagasan ke dalam bentuk lari-larik kalimat.

Elaborasi
·      Siswa memasukkan pilihan kata yang indah dalam geguritan.
·      Siswa memasukkan ungkapan-ungkapan yang indah dalam geguritan.
·      Siswa membacakan geguritan didepan kelas.
Konfirmasi
·      Siswa mengkritisi geguritan teman.
·      Siswa menyampaikan argumen tentang geguritannya.

70 menit
Kegiatan Penutup
Refleksi
·      Siswa menikmati pembacaan geguritan terfavorit.

10 menit

12.  Penilaian Hasil Belajar
Penilaian proses
No
Aspek yang dinilai
Skor
Maksimal
Minimal
Kurang
1
Kerapian tulisan
10
8
0
2
Produktifitas
20
15
0
3
Pilihan kata
20
15
0
4
Ungkapan yang indah
30
20
0
5
Pembacaan yang indah
20
15
0


100
73



Mengetahui,                                                               Grobogan, 11 Mei 2012
Kepala Sekolah                                                            Guru Mapel




……………………..                                                            ……………………………

 
 
Berbicara (p yitno)
 
NO
KD
INDIKATOR
MODEL PEMBELAJARAN
SINTAKMATIK
1
Berdialog menggunakan parikan/wangsalan

-bertanya menggunakan parikan
-bertanya menggunakan wangsalan
-menyampaikan ungkapan menggunakan parikan
-menyampaikan ungkapan menggunakan wangsalan


Bermain peran
-Siswa menyimak video percakapan yang menggunakan parikan dan wangsalan
-Siswa menemukan parikan dalam video
-Siswa menemukan wangsalan dalam video
-Siswa membuat paclathon berpasangan
-Siswa bertanya menggunakan parikan
-Siswa menjawab menggunakan parikan  
-Siswa menyampaikan ungkapan menggunakan parikan
-Siswa berdialog di depan kelas berpasangan
-Siswa yang lain mencermati parikan dan wangsalan dalam dialog.
-Siswa mengomentari ketepatan parikan dalam dialog
-Siswa mengomentari ketepatan wangsalan dalam dialog