DIABETES MILITUS
Diabetes militus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikimia.
GEJALA
1.Gejala klasik: banyak minum, banyak kencing, dan berat badan turun.
2. Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain:
-sering haus
-mudah lapar
-badan lemas
-gatal-gatal
-sering kesemutan
-pandangan kabur
-Kulit kering
-Gairah menurun
3. Gejala-gejala akibat DM pada usia lanjut:
- katarak
-glukoma
-retinopati
-gatal seluruh badan
-pruritus vulvae
-Infeksi bakteri di kulit
-infeksi jamur kulit
-dermatopati
-neuropati periver
-neuropati viseral
-amiotropi
-ulkus neurotropik
-Penyakit ginjal
-penyakit pembuluh darah perifer
-penyakit koronen
-Penyakit pembuluh darah otak
-hipertensi
MENU SEIMBANG
Makanlah beraneka ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta sumber zat pengatur.
1. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi: karbohidrat, lemak dan protein. Ini didapat dari nasi, roti, mie, kentang, dan lain-lain.
2. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan ini antara lain kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging, susu, keju, dan lain-lain.
3. Makan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan ini antara lain sayuran dan buah-buahan.
MAKANLAH TERATUR
Ada anggapan bahwa kebanyakan kadar gula (hiperglikemia) dapat di tekan dengan mengurangi atau menahan makan. Hal ini sangat bertentangan dengan anjuran dokter, dan ini akan menyebabkan penurunan gula secara drastis (hipoglikimia) sehingga akan sangat berbahaya. Maka dianjurkan untuk tetap mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh dengan diet teratur.
DIET KALORI TERBATAS
Penderita diabetes militus bisa mengikuti contoh susunan menu diet untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya). Diet tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa ataupun sedang hamil.
MENU DIAT TERDIRI DARI
Protein 66.49 g
Lemak 45.89 g
Karbohidrat 377.45 g
Kolesterol 112.5 mg
Jenis Makanan A B C
Makanan Pokok Nasi Roti Kentang Goreng
Lauk pauk pepes ikan Sate Rendang
Sayuran Sayur bening Lodeh Buntil
Siap Santap Ketoprak Hamburger Pizza
Buah-buahan Apel Pisang Anggur
Makanan Ringan Lemper Kroket Lapis legit
Minuman teh/kopi es campur minuman ringan
MAKAN PAGI (06.30)
Nasi 110 g
Daging 25 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 25 g
Minyak 5 g
SELINGAN (09.30)
Pisang 200 g
MAKAN SIANG (12.30)
Nasi 150 g
Daging 40 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
SELINGAN (15.30)
Pisang/Kentang 200 g
Pepaya 100 g
MAKAN MALAM (18.30)
Nasi 150 g
Daging 25 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
SELINGAN (21.30)
Pisang/kentang 200 g
Pepaya 100 g
Sebagai catatan. Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng dan makanan gorengan.
Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim, bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun perlu diperhatikan bagi penderita ginjal karena sayuran hijau dan protein tinggi memberatkan kinerja ginjal.
OLAHRAGA
Inilah yang juga tidak boleh dilewatkan dalam keseharian kita. Penderita diabetes yang telah lama dikhawatirkan bisa mengalami arterokklerosis (penyempitan pembuluh darah). Namun dengan berolahraga, timbunan kolesterol di pembuluh darah akan berkurang, sehingga resiko terkena penyakit jantung juga menurun.
Menurut Dokter olahraga di Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) DKI, sebaiknya jenis olahraga bagi diabetes dipilih yang memiliki nilai aerobik tinggi, seperti jalan cepat, lari/joging, senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olah raga permainan seperti tenis, sepak bola, volly, dll juga boleh asal dengan perhatian ekstra.
Frekuensi Intensitas dan Durasi sama dengan normal yaitu 3-5 kali seminggu. Tetapi pilih waktu yang tepat, karena panas matahari bisa membakar kalori lebih bayak justru berbahaya karena menyebabkan kekurangan gula darah (hipoglikemia) secara cepat.
(Dari: Buku Pintar Kesehatan, tulisan: Sri Dewanti)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar